Jumat, 04 Juli 2008

Roy Suryo membantah kebenaran isu SMS santet


Ponsel Luhung sore itu berteriak minta perhatian.

Joy: Apa bener Pakar telematika KRMT Roy Suryo dosen temanmu?

Luhung: Yup, mang kenapa? Kok langsung nanya-naya tanpa basa-basi.

Joy: Aku pengen wawancara Pak Roy, kalau ada koneksi kan lebih enak.

Luhung: Mang mo wawancara apa lagi? Tentang Dedy !

Joy: Ga ah. Eh masih ingat tentang sms Santet kemarin?

Luhung:Yup yang heboh itu kan.

Joy: Waktu itu Roy Suryo membantah kebenaran dari isu SMS santet itu di Koran Kedaulatan Rakyat Rabu, 14 mei 2008. Beliau mengatakan bahwa dari sisi tehnologi, tidak mungkin fasilitas dari Handphone bisa menyebabkan sesuatu yang fatal apalagi sampai menyebabkan kematian.

Luhung: Waktu itu Ayahku juga dapat sms kayak gitu Yang jelas walaupun ayah ku tidak menuruti SMS untuk menyebarkan SMS santet, keluarga kami fine-fine.

Joy: Yup. Kan semua fasilitas yang ada di Handphone seperti infra red sudah melalui riset dan pengembangan yang memenuhi standar keselamatan bagi manusia. Infra red merupakan salah satu fasilitas Handphone yang berfungsi memberikan data atau menampung data, tidak mungkin menjadikan Handphone menjadi merah dan membuat mati penerimanya.

Luhung: Nomor 0866 yang diisukan menjadi pengirim pertama SMS santet, sampai sekarang belum dipergunakan di Indonesia. Tapi mungkin pakai fasilitas di internet yang memungkinkan siapa saja dengan nomor 0866 mengirimkan SMS kepada siapa saja.

Joy: Namun Roy Suryo juga tidak menampik jika ada kemungkinan santet dilakukan dengan perantaraan Handphone, sama saja dengan santet dengan perantaraan batu, pisau, sendok, garpu atau benda lainnya.

Luhung: Aq juga lihat di Acara Apa Kabar Indonesia, Jumat 16 Mei 2008 yang ditayangkan di TvOne. Yang intinya membantah kebenaran isu SMS santet.

Joy: Pada ahkirnya kesimpulan ahkirnya hanya pada kita semua. Kalau mau percaya terserah, kalau ga percaya ya silahkan. Kembali kepada iman kita saja

Joy: Iya. Btw berapa no handphone temanmu yang dosennya pak Suryo?


(Gambar diambil dari: .www.detikinet.com)

Kamis, 03 Juli 2008

Kasih






tindakan, bukan cuma diucapkan

Ia berjalan di depan meja 'donation', kami berpikir: 'dia akan lewat...'

"Saya ingin menyumbang!"

Ia menuang koin dari mangkuknya.


Orang Bijak Mengatakan, " Sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan,

Kita BUKAN hanya sedang membantu orang atau mahkluk lain,

Namun sesungguhnya kita sedang membantu diri kita sendiri agar menjadi lebih bahagia.

Temukan kebahagiaan dengan memberi "

Souvenir pernikahan anti global warming

Luhung:Joy lihat blog temanq, bagus nih postingnya.
Joy: Mana ku baca?

Hari minggu kemarin, tepatnya 8 Juni 2008, aq kepernikahan kenalan ayahku, tentunya bareng ayahq. Saat aq isi daftar tamu, aq disodori kupon tuk ambil souvenir yang bisa diambil ketika akan pulang. Well mungkin bukan hal yang biasa untukku, karena biasanya souvenir diberikan setelah kita selesai tanda tangan daftar tamu. But its okeylah.

Setelah selesai aq keluar ruangan resepsi tuk pulang, aq sedikit kaget karena dimeja penukaran kupon souvenir ternyata terdapat banyak pot tanaman(seperti yang kamu lihat digambar samping).

Saat qmi dekati dan bertanya, memang benar souvenir pernikahan kali ini adalah pot tanaman. Api bukan sembarangan tanaman loh. Ternyata tanaman-tanaman itu adalah tanaman obat tradisional. Panitia yang bertugas menerangkan bahwa masing-masing tamu diperbolehkan menukarkan kupon tadi dengan pot tanaman obat yang tersedia, kalau tidak mau ya ga papa(well aq jadi tahu sebagian fungsi kupon tadi).

Ternyata ada berbagai jenis tanaman obat, nama dan khasiatnya. Ada tanaman mahkota dewa, Bilahong, Tempuyang dan lain-lain. Alhasil setelah agak lama menimbang-nimbang ayahku ahkirnya memilih Tempuyang. Uniknya disetiap pot terdapat kertas label yang berisi nama tanaman obat yang diambil beserta khasiatnya (digambar kamu bisa lihat). Ni aq tulis ulang khasiat yang ada dilabel: Tempuyang (Sonchus arvensis L). Khasiat: Berkhasiat mengobati penyakit batu saluran kencing, batu empedu, disentri, wasir, rematik goat; Radang usus buntu (apendisitis), radang payudara (mastitis), bisul; Besar mani (spermatorea), darah tinggi (hipertensi), luka baker; Pendengaran kurang(tuli), memar.

Well2 ini memang souvenir yang unik, dukung penghijauan dan melestarikan tanaman obat tradisional yang hanpir dilupakan. Souvenir ini juga sangat berguna tuk tamu, daripada souvenir pernikahan yang biasanya diberikan cuma tersimpan dialmari saja.

Ayahq cerita kalo kemarin-kemarin ada juga yang memberikan souvenir berupa pot bibit Gelombang cinta (yang pada waktu itu harganya sedang jadi primadona dan harganya bisa ratusan juta tuk indukannya). Mungkin ini bisa menjadi alternative souvenir pernikahan yang lain. Yang jelas ini jadi souvenir pernikahan anti global warming. Ada yang mau, pernah, lihat pernikahann yang pakai ide ini?

Joy:waduh bagus nih artikelnya. Bener-bener pencinta lingkungan

Richard Gere jualan kalkun di pasar ngasem





Siang itu Luhung sedang duduk bersama Joy di kantin kampus Joy.

Luhung: Mana artikel yang mo kamu kirim ke Situs berita Online? Katanya sudah jadi.

Joy yang sedang utak-utik Laptop didepannya menyahut: nah..da jadi.Ini baca dulu!

Luhung mulai membaca pelan-pelan tulisan dilayar laptop Joy yang kini berada dihadapannya.


Tak percaya kalau Richard Gere jualan kalkun di pasar ngasem? Aq juga ga percaya kalau Richard gere yang ganteng(walaupun sudah tua) pernah jualan kalkun di pasar ngasem. Namun ternyata itu benar adanya.gini nih ceritanya....

Sembari mempersilahkan saya menikmati semangkuk es buah kweni bersantan buatan sendiri, pak Daud menceritakan suatu kejadian yang lucu mengenai artis Richard Gere saat berada di Yogyakarta.Pada saat itu Richard Gere disuruh menyamar sebagai penjual kalkun-hewan peliharaan Pak Daud. Richard Gere berangkat ke pasar Ngasem dengan sepeda motor berkeranjang penuh Kalkun. “Untung saja para pengunjung pasar tidak menyadari bahwa penjual kalkun itu Richard Gere, kalau tidak pasti sudah ribut pasarnya!” cerita pak Daud sambil tertawa terbahak-bahak.

Siapa pak daud itu hingga bisa menyuruh Richard Gere jualan kalkun? Pak daud adalah pemilik Depot Pak Raden (DPR), sebuah cafe bercorak etnik di kawasan demangan baru Yogyakarta, Indonesia. Jauh dari perkiraan ku semula, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Daud Wiryo Hadinagoro sebagai tokoh batik nasional ternyata menyambut ku dengan ramah dan terkesan low profile.

Sore itu aq ditemui Bapak yang terlihat tetap muda bersama Karlina Kurniawati selaku Ketua Dewan Forum Cinta Anak Bangsa, dan Raden Kresna Mahendratanto Ketua Forum Cinta Anak Bangsa. Ruang kerja pribadi yang sejuk karena pendingin ruangan ternyata tidak menghentikan Pak Daud-panggilan akrab beliau, untuk menceritakan hobi tercintanya, yaitu membatik.

Lahir dari keluarga pembatik, darah seni mengalir deras kepada Raden Petrus Haryono yang terkenal sebagai penemu warna hijau telek (hijau muda) dari bahan alami menugaskan Genduwo-nama panggilan KRT Daud Wiryo Hadinagoro dari Sultan HB IX, untuk melipat-lipat kain batik yang diproduksinya. Tugas dari ayah ini dirasakan berat pada awalnya, namun sejak itu kecintaan akan batik mulai timbul.

Masa kecil yang banyak dihabiskan di Kraton sebagai penari dibawah bimbingan Romo Saas membuat Pak Daud akrab dengan adat dan tradisi jawa. Kecintaan akan Budaya inilah yang menjadi alasan untuk tetap tinggal di Yogyakarta dan melestarikan batik. Berbekal keinginan mengembangkan Batik, maka saat empat tahun dihabiskan untuk mengumpulkan 3000 filosofi batik dan berhasil dibukukan sebagai koleksi pribadi.

Pada saat itu pengusaha batik di Indonesia tercatat sebanyak enam ribu tiga ratus orang, hal ini yang memberatkan langkah pria yang memajang puluhan foto diri dengan berbagai artis dan tokoh baik dalam maupun Luar negeri pada dinding cafe DPR. Namun bermodal surat pernyataan dukungan dari Sultan HB X, maka rasa percaya diri untuk mengembangkan batik semakin besar.

Puluhan karya, seminar dan penghargaan diperoleh sebagai tanda keberhasilan kerja keras selama ini. Mulai dari Primaniyarta, Peniti kepedulian HIV Society, penerima Usaha Pelestarian Budaya sampai penghargaan dari Bamus Betawi sebagai Pencipta 25 Prototype Batik Betawi. Namun dengan banyaknya penghargaan yang didapat, tidak membuat besar kepala Ayah tiga anak dan satu cucu ini. Dukungan kepada pembatik muda terus diberikan sebagai rasa syukur atas semua keberuntungan yang telah didapat.

Dengan bahan-bahan alami seperti Getah Beringin, Perdu, akar-akaran, jamu-jamuan, sayuran dan kerang, Pemilik Museum Batik Sentalu ini menghasilan batik-batik inovasi. Sebut saja Batik Pilkada Dibatas Purba, Batik Duka Aceh Duka Kita, Batik masa Depan Buruh dan lain-lain. Pembatik yang juga pencetus Forum Cinta Anak Bangsa ini mendefinisikan karya-karyanya sebagai karya yang Nganeh-nganehi. (aneh). Namun dengan batik tematis dan batik multidimensi yang dipilihnya, penghargaan dari dalam maupun Luar negeri banyak berdatangan.Bahkan telah dikoleksi oleh: Giani Versace, Kenzo, John Galiano, Jenifer Lopez. Sedangkan dari kalangan Politisi tercatat: George W Bush, Nelson Mandela, Mahatir Muhamad, Presiden Kadafi- Libya. Maka tak heran kalau di dinding-dinding DPR banyak tertempel pigura-pigura foto pak daud dengan artis/politikus dalam dan luar negeri. Murid dari Tino Sidin dan alumnus S1 Filsafat & ilmu kemasyarakatan PTTP Sulawesi Utara ini berpesan secara singkat pada ahkir perbincangan “Saya harapkan agar anak muda sekarang tidak mengecilkan adat istiadat, jangan meninggalkan tradisi dan jangan berhenti mengembangkan budaya.” Siap pak daud!


Joy: Gimana?

Luhung: Oke kok. Mau dikirim sekarang?

Joy: Yup, sini biar aq email sekarang!

(Gambar diambil dari koleksi pribadi )



Minggu, 29 Juni 2008

lantai lift?


Joy:Hung gambar apa nih?
Luhung: lantai lift.
Joy: Ngaco, ini pasti lantai yang papan kayunya terlihat saja. Luhung: Ga,datang ja ke Rumah sakit pemerintah yang terkenal disini. Berada tak jauh dari kampus UGM. Lantai lift ini di gedung khusus ICU yang berlantai 3.
Joy: Masa sih?
Luhung:Yup,aq mengambil gambar lift ini dengan handphone, saat aq menjenguk kerabat teman yang berada di ICU. Senin malam, 12 mei 2008 bersama teman, aq naik lift ke lantai 3. Kaget dan heran, Rumah sakit pemerintah yang lumayan megah kok kondisi lantai liftnya begini? Kuatir itu yang aq rasakan saat menggunakan lift, apalagi saat kami turun, banyak orang yang bersama kami.
Joy: kan Memang sejak gempa Yogyakarta, Rumah sakit itu melakukan perbaikan-perbaikan sarana dan prasarana. Beberapa dinding dan fasilitas yang sempat rusak akibat gempa sudah diperbaiki. Banyak gedung baru yang ditata lebih baik dan tak terkesan kumuh lagi.
Luhung: Ya memang ,Namun ada beberapa dinding di koridor, yang masih terlihat retakannya.
Well aq harap semuanya segera diperbaiki, karena aq pikir dan rasa, bukan hanya aq saja yang merasa kuatir. Lagipula itu fasilitas bersama mengingat Rumah sakit pemerintah, yang menjadi rujukan pertama dari puskesmas-puskemas. Biaya boleh murah namun fasilitas tak boleh kalah.
Joy:Hope everything will be better lah

(Gambar koleksi pribadi)

Mau sop bayi?


Joy: Hung tahu ga kalau Menu sop bayi bisa kita temukan dibeberapa restoran tertentu di China dan Taiwan. Anda bisa menikmati 1 mangkuk menu khusus ini seharga 2,000 Reminbi.
Luhung: Mang ada ya sop bayi manusia?
Joy: Aq sendiri baru tahu adanya menu sop bayi, saat teman SN multiply membuat topik disertai foto di forum I like discussion. Huek-huek dan menangis itu yang bisa kulakukan.
Luhung: Mang ada yang beli?Menu baruya?
Joy: YUp, ada yang beli kok. Tapi Ternyata Sop bayi sebenarnya bukan menu yang baru lagi. Dari beberapa searching di internet, aku menemukan berita itu sudah terbuka melalui Hong Kong Eastern Express, 12 April 1995. Itu saja baru terbuka di media, berarti praktik menu sop bayi sudah lama terjadi sebelumnya.
Stok biasanya berasal dari bayi perempuan yang diaborsi.
Luhung: memang Sudah bukan rahasia lagi kalau warga China lebih mengharapkan bayi laki-laki daripada perempuan. Bahkan ada keluarga yang beberapa kali mengaborsi bayi perempuannya hingga mendapatkan bayi laki-laki. Ini mungkin efek negatif dari kebijakan pemerintah China mengenai 1 anak tiap 1 keluarga kali yee!
Joy:Yang lebih tragis karena praktik ini didukung oleh beberapa pihak rumah sakit, dokter dan perawat, diantaranya; Shenzhen Health Centre for Women and Children, Shenzhen People's Hospital. Pihak rumah sakit ada yang memberikan gratis, namun ada yang menjual bayi hasil aborsi berusia 6 - 8 bulan kepada beberapa pelanggan Hongkong. Bahkan ada dokter yg membawa pulang tuk dibuat sop saat ada bayi aborsi yang ditinggalkan dirumah sakit. Nih aq bacain ya "Berikut cuplikan berita dari the Kyodo News Service, Japan Economic Newswire, dateline Hong Kong, April 12, 1995,:
'"They can make your skin smoother, your body stronger and are good for the kidneys," said the female doctor from the southern Chinese city 's Sin Hua Clinic.'
A female doctor at the city's Luo Eu Clinic, who has carried out hundreds of abortions, reportedly claimed to have eaten 100 fetuses in the past six months. She was quoted as saying the best were firstborn males from young women. "
Luhung.Well berarti memang itulah kenyataannya. Di Indonesia juga ada daerah-daerah/restoran tertentu yang menyajikan menu serupa apa ada ya? I hope not.
Joy:Setahuku Beberapa hari kemudian aq menceritakan hal ini pada salah satu teman. Dia mengatakan hal serupa juga dilakukan oleh sekte setan dalam salah satu acaranya. Malah dalam keadaan mentah. Huek-huek! Ga kepikiran deh rasanya.
Luhung:Well aq sih suka extreme kuliner tapi kalau kayak gini Gak Deh!
Joy:Btw setelah membaca+ melihat gambarnya aq jadi ilang felling banget buat makan yang berbau daging-daging gitu.Terlalu hiperbola ga sih? tau deh.Yang jelas bener ngefek ma aq. Luhung:“Kenapa ga jadi Vegan aja?”
Joy:“He-he , belum siap…”
Luhung:I hope di Yogya ga ada deh menu kayak gitu!

Btw kalo mau lihat proses pembuatan menunya klik aja: http://jopja62.multiply.com/journal/item/201
Sumber:
-“Extreme kuliner” http://jopja62.multiply.com/journal/item/201
-”Here be cannibals, reports of contemporary cannibalism in china”, http://www.heretical.com/
- “Fetus feast”, www.snopes.com/horrors/canibal/fetus.asp
- “Re: Fw: Baby Soup (FYI)” , milis e-ketawa
(Gambar diambil dari: www.heretical.com)

No more sound of gamelan in Jogja


Joy : Hung, hari Jumat kemarin aq ke Malioboro naik Transjogja lewat tugu Keluarga Berencana. Tahu ga tugu itu?
Luhung: Iya, yang di dekat parkir Malioboro khusus Bus-bus pariwisata, tak jauh dari Stasuin Tugu dan Hotel Ina Garudaitu to!
Joy: Nah dulu kayaknya aq mendengar suara gamelan lengkap dengan karawitan lagu jaw. Biasanya ibu-ibu berkebaya lengkap dan nongkrong disitu to. Sekarang kok ga ada ya Hung. Padahal oke loh. Aq yang orang luar daerah aja tertarik, apalagi orang-orang bule itu!
Hung: Memang kadang tenggelam ditengah hiruk pikuk malioboro namun tetap aja memberi kesan yang berbeda, kesan bahwa budaya Jogja tetap terjaga di Tanah leluhurnya. Banyak wisatawan asing maupun nusantara yang menyempatkan menikmati karawitan, yang memberi suasana tenang bagi yang mendengarkan.
Memang sih sudah agak lama kegiatan karawitan tak kulihat di Tugu KB, namun kupikir hanya sesaat saja. Tapi ternyata sampai sekarang tak kulihat lagi. Malah kudengar lagi suara karawitan di Mirota batik, sebuah toko yang menjual berbagai macam cinderamata khas Jogja.
Luhung: Pertama kali menginjak lantai 1 langsung, kita dah disambut dua orang yang memakai pakaian khas jogja. Kemudian terdengar suara karawitan yang biarpun keluar dari CD rekaman, tapi aq merasa benar-benar hadir di Jogja.
Joy: Di Mirota batik bahkan aq menemukan seorang ibu pembatik yang asyik membatik, memang ini salah satu daya tarik dari Mirota Batik. Memang aq berada di Jogja namun jujur aja, suasana Jogja sudah tak terlalu terasa Jogjanya. Sudah kabur oleh aktivitas dan budaya yang modern. Memang dibeberapa tempat masih menampilkan suasana khas Jogja, namun kesan Jogjanya ga begitu terasa.
Luhung:Memang Alangkah baiknya Jogja kembali menampilkan suasana khas Jogja lagi. Baik dengan mengadakan karawitan di Tugu KB ataupun kegiatan lain yang khas Jogja tiap harinya di Ruang Publik, jadi masyarakat benar-benar merasa di Jogja biarpun ditengah-tengah Mall. Di bandara Adisucipto, Dinas pariwisata, hotel bahkan mall bisa diharuskan oleh Pemerintah kota Jogja tuk memasang Karawitan yang menyanyikan lagu-lagu jawa sebagai ciri khas Jogjanya.
Joy: Yup, Jangan sampai deh tar ada pendapat “No more sound of gamelan in Jogja”.

(Gambar koleksi pribadi)

Pasar malam tradisional yogya?












Luhung: bagus ga pic yang q ambil?
Joy: Yup,mang kamu ambil dimana?
Luhung: ga jauh dari rumah, nih asli dari handphone cam q lho.
Joy: Mang sering pasar malam di tempatmu?
Luhung: Ya paling ga setahun sekali, pas liburan anak sekolah aja. Sekitar 2 mingguan.Yah lumayanlah buat menghibur warga setempat.
Joy: Aman ga? Kok ga kaya di ancol tu?
Luhung: He-he, sejauh ini sih ga pernah ada complain kecelakanan. yah namanya juga pasar malam nomaden.
Joy: Boleh tuh tar malam kesana.
Luhung: Boleh tar kamu naik komedi putarnya ya!
Joy: huuuuih,takutttttt
(gambar diambil dari koleksi pribadi)